Susunan Redaksi Tiffanews
Penerbit:
PT TIFFA MEDIA SEMESTA
KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR AHU – 0050654.AH.01.01 TAHUN 2019
SITU : Nomor: 503/10.681/PM & PTSP
SIUP : Nomor: 510/8.035/PK/PM & PTSP
NPWP: 93.059.131.8 – 952.000
Pemimpin Umum/Penanggungjawab: Peter Tukan
Wakil Pemimpin Umum : Yoan Alfredo Wambitman, S.T
Pemimpin Redaksi : Hans Palen
Redaktur Pelaksana: Benyamin Tukan
Redaksi: Hans Palen, Benyamin Tukan.
Redaktur Editor: Mathias Refra, Habelino Sawaki, Karl Karoluz Wagab Meak, Indra .S, Fajar Setiya
Calon Reporter: Afriono Sumampo, Velisita Mall, Eduardu Kurniawan
Dunia sudah berubah dan semakin terbuka. Perkembangan teknologi informasi begitu cepat dan semakin mempermudah para penggunanya di belahan dunia manapun. Siapa saja melalui jaringan internet bisa mengakses segala informasi sekaligus memberikan informasi. Informasi yang hoaks atau bukan menjadi tidak penting. Tak ada waktu lagi untuk mengecek kebenaran dari sumber yang jelas.
Akan tetapi, di tengah lalu lintas informasi seperti saat ini, jauh sebelumnya, manusia telah menemukan cara memperoleh, mengolah, dan menyajikan informasi yang disebut jurnalistik (Kata sifat) atau jurnalisme (kata benda). Sementara pers adalah mediumnya. Pekerjaan jurnalis itu independen, professional dan mengandalkan verifikasi.
Tapi hal ini bukan berarti pers hadir dalam ruang kosong. Seorang jurnalis pencari dan pembuat berita harus menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama. Semua yang dikerjakan tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Semua orang percaya apa yang dikerjakan oleh pers pasti benar adanya.
Namun demikian, di permukaan kepercayaan pada jurnalistik yang menyajikan kebenaran itu, mudah tergoda untuk dimanipulasi. Atas nama jurnalistik yang terwujud dalam bentuk media massa atau pers, siapa pun bisa membuat media untuk memperlapang ambisi dan kepentingannya. Pers terperosok menjual gosip dan disinformasi.
Media seperti ini mungkin berguna untuk mendapatkan simpati dan empati, tapi tak memberi titik terang untuk seorang mengambil keputusan dan memprediksi kehidupan masa depan. Dengan kata lain, simpati yang dibangun dan menuai keuntungan finansial dan pengaruh politik, tidak selalu berbanding lurus dengan tugasnya menciptakan keadaban publik.
Di sini jurnalisme mendapatkan perlawanan dari dalam dirinya sendiri. Perlawanan ini hanya bisa dihadapkan dengan kembali menata kerja jurnalistik secara bertanggung jawab., dan membuka ruang publik demi suatu cita cita bersama yakni keadaban publik.
Tiiffanews.com hadir di tengah pergulatan semacam itu. Dari Tanah Papua, Tiffa News mencoba meletakan kembali hakekat jurnalistik sebagai ikhtiar yang tak bisa ditawar tawar lagi. Bertolak dari fungsi pers yakni media informasi, pendidikan, hiburan dan dan control sosial, Tiffanews.com akan bekerja secara sungguh sungguh, agar setiap persoalan selalu ada jalan keluarnya dan setiap orang bisa selalu optimis mengarungi masa depannya. Melalui berbagai rubrikasi yang tersedia, Tiffa News memperlebar ruang publik untuk mensuport pengetahuan dan informasi di tengah keberagaman yang ada.
Tak bisa tidak, Tiffanews.com harus berorientasi pada penciptaan masyarakat yang terdidik dengan menyediakan informasi yang bermutu dan menyediakan ruang publik bagi partisipasi warga. Jika dan hanya jika Tiffanews.com mengakui hak warga atas informasi dan bekerja dengan cara lebih berorientasi publik, bukan elitis, dan bukan sepihak kita dapat berharap Tiffanews.com bisa memainkan peran lebih signifikan sebagai medium publik.